PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN PETERNAKAN AYAM PEDAGING SUMBER PANGAN

TUGAS MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN
PROPOSAL PETERNAKAN AYAM PEDAGING
“SUMBER PANGAN”








NAMA : Mukhamad Majdi Muhajir
NIM : 201411254

MENEJEMEN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017

ABSTRAK
Usaha peternakan ayam, baik ayam petelur maupun ayam pedaging merupakan suatu usaha yang prospeknya masih bagus. Hal ini karena kebutuhan maupun permintaan daging ayam dan telur ayam cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya permintaan akan kebutuhan daging ayam, hal tersebut dapat menandakan bahwa peluang usaha di bidang peternakan ayam pedaging ini masih terbuka lebar, oleh karena itu banyak pengusaha yang berminat untuk membuka usaha di bidang peternakan ayam pedaging. Kegiatan magang yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh pengalaman kerja lapang langsung mengenai manajemen pemeliharaan ayam broiler dan juga menambah pengetahuan, keterampilan dan wawasan bagi setiap mahasiswa dalam dunia peternakan unggas, serta mengaplikasikan teori-teori yang didapat selama perkuliahan. Diharapkan pula dengan praktek kerja lapangan ini mahasiswa mendapatkan etos kerja yang sesuai dengan tuntunan dunia kerja, serta menumbuhkan semangat dan jiwa wirausaha. Dalam beternak ayam broiler, dikenal dua masa pemeliharaan yaitu : Pemeliharaan masa awal/starter dan juga pemeliharaan masa akhir/finisher. Masa awal/starter merupakan masa ketika anak ayam broiler sudah kuat untuk hidup layak, yaitu sejak anak ayam berusia 1 hari – 4 minggu. Masa akhir/finisher merupakan saat terakhir kehidupan ayam broiler, pada akhir periode inilah ayam broiler siap untuk dijual atau siap dipotong, yaitu umur 4 minggu sampai dengan panen. Banyak faktor yang harus diperhatikan dan dikerjakan dalam melakukan pemeliharaan ayam broiler di sebuah peternakan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain penentuan bibit yang akan dipelihara, perkandangan, pakan, manajemen pemeliharaan dan juga kesehatan lingkungan kandang. Dalam pemeliharaan ayam broiler manajemen harus diperhatikan agar tidak terjadi kelalaian yang dapat mengakibatkan kerugian bagi peternak.




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mencari pekerjaan dimasa sekarang ini merupakan hal yang cukup sulit. Banyak sekali calon pekerja yang berkeinginan untuk bekerja di instansi pemerintahan atau swasta,tetapi lapangan pekerjaan saat ini sangat terbatas, hal ini menyebabkan jumlah pengangguran semakin banyak. Dilihat dari segi ekonomi individual tentu saja masalah pengangguran itu sangat merugikan karena manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas. Oleh karena itu sebagai calon tenaga kerja, kita harus mampu berpikir kreatif dan inovatif yang mampu membaca peluang serta pandai memanfaatkan peluang tersebut sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan tidak terfokus hanya pada satu jenis pekerjaan saja.

Wirausaha merupakan salah satu usaha untuk mengatasi meningkatnya jumlah pengangguran. Selain menguntungkan dari segi ekonomi, sebagaian besar kegiatan wirausaha juga sangat membantu usaha-usaha dalam memenuhi kebutuhan masyarakat banyak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu usaha yang mudah dikembangkan yaitu pemeliharaan ayam pedaging karena banyak orang yang membutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhan ini banyak peternak ayam pedaging yang bersaing untuk menyuplai akan kebutuhan daging tersebut.
Faktor yang paling menentukan dalam usaha peternakan terutama peternakan ayam ada tiga hal yaitu pembibitan (breeding), makanan ternak/pakan (feeding) dan pengelolaan usaha peternakan (management). Khusus dalam penyediaan bibit ayam, peternak diusahakan untuk dapat memilih bibit yang berkuallitas. Tujuan penyediaan bibit yang berkualitas adalah agar hasil panen dapat maksimal. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh peternak terutama mengenai produktifitas, kondisi dan kesehatan.

B. Tujuan
Tujuan dari usaha peternakan ayam pedaging adalah:
1. Dapat melakukan usaha ayam potong/pedaging dengan baik dan memberikan manfaat yang besar
2. Dapat memasarkan daging ayam dengan baik
3. Dapat menjaga kelangsungan usaha dan mengembangkannya
4. Dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi tingkat pengangguran

C. Kajian Teoritis
Saat ini telah banyak orang yang mendirikan usaha beternak ayam potong/pedaging, namun kurang sukses dan banyak yang merugi. Hal tersebut mungkin disebabkan saat mereka akan mendirikan usaha mereka tidak memperhatikan konsep-konsep dasar berusaha, tidak mengetahui bagaimana membina serta mengembangkan usaha, dan juga mereka kurang sukses karena mereka tidak memiliki sikap-sikap berkewirausahaan yang baik dan tangguh. Oleh karena itu sebelum melaksanakan suatu usaha baru perlu mengetahui hal-hal/aspek-aspek yang berpengaruh terhadap usaha tersebut. Hal tersebut diantaranya adalah aspek kekuatan (strenght), kelemahan (waekness), kesempatan (opportunities), dan ancaman (threath). Dengan melakukan analisis terhadap hal-hal tersebut diharapkan usaha akan berjalan lancar dan sukses. Berikut adalah beberapa hal dari masing-masing aspek diatas:
A. Strength:
1. Beternak ayam potong/pedaging tidak begitu sulit
2. Resiko rugi/gagal kecil dengan modal yang relative kecil
3. Usaha ini mudah dilakukan dan tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak
B. Weakness:
1. Bila anak ayam terserang penyakit atau stress sulit untuk dipulihkan
2. Sulit mendapatkan anak ayam yang sehat dengan kualitas unggul
3. Adanya wabah penyakit dapat dengan mudah menular ke unggas lainnya
C. Opportunities:
1. Prospek atau peluangnya cukup besar untuk dikembangkan
2. Permintaan pasar tiap tahunnya selalu meningkat
3. Memberikan keuntungan yang cukup besar
D. Threat:
1. Banyak jenis usaha yang sama sebagai pesaing
2. Persaingan dalam pemasaran semakin ketat


BAB II
DESKRIPSI PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat
Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.

B. Jenis
Berbagai macam jenis ras ayam pedaging yang telah beredar dipasaran, peternak tidak perlu bingung dalam menentukan pilihannya. Sebab semua jenis ras yang beredar memiliki daya produktifitas relative sama. Artinya seandainya terdapat perbedaan, perbedaannya tidak menyolok atau sangat kecil sekali. Dalam menentukan pilihan ras apa yang akan dipelihara. Adapun jenis ras ayam pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo, CP 707.
Jenis ras ayam yang dipasarkan pada usaha peternakan ini adalah  jenis ayam pedaging bisa disebut juga dengan ayam sayur (Hypeco-Broiler ) dengan berat badan mencapai 3kg.

C. Bidang Usaha
Usaha bidang peternakan ayam pedaging/potong ini bernama peternakan “Sumber Pangan”  terletak  di dukuh jetis pedurenan Rt 2/ Rw 4 kecamatan gebog kabupaten kudus.


D. Manfaat
Adapun beberapa manfaat berwirausaha peternakan ayam pedaging, diantaranya:
1. Penyediaan kebutuhan protein hewani
2. Pendidikan dan latihan ketrampilan dibidang usaha
3. Tabungan hari tua
4. Mencukupi kebutuhan keluarga

E. Pedoman Teknis Budidaya
1. Penyiapan sarana dan peralatan
a) Perkandangan
Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha peternakan ayam pedaging, meliputi:
Temperatur berkisar antara 32–35 derajat celcius
Kelembapan berkisar antara 60-70%
Konstruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang pentig kuat, bersih, dan tahan lama
Tata letak kandang agar mendapatkan sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang
 Model kandang ayam disesuaikan dengan umur ayam. Untuk anak ayam umur 2 minggu sampai 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam berumur 1-3 bulan memakai kandang box yang lebih besar, dan untuk ayam yang lebih dewasa menggunakan kandang postal
b) Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasil serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
c) Brooder
Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.


d) Tempat makan dan minum
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu,plastik, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat.
e) Alat-alat rutin
Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam, meliputi: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.
Pembibitan ternak yang dipelihara harus mempunyai persyaratan sebagai berikut:
Ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya
Pertumbuhan dan perkembangannya normal
Ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya
Tidak ada lekatan tinja di duburnya
2. Pemilihan bibit dan calon induk
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit DOC (Day Old Chicken) ayam umur sehari, meliputi:
a) Anak ayam (DOC) berasal dari induk yang sehat
b) Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya
c) Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya
d) Anak ayam memiliki nafsu makan yang baik
e) Ukuran badan normal
f) Bulu bersih dan kelihatan mengkilat,
g) Hidung bersih
h) Mata tajam dan bersih
i) Lubang kotoran (anus) bersih
3. Perawatan bibit dan calon induk
Dilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai dengan petunjuk
a. Pemberian pakan dan minum
§ Pemberian pakan
Untuk pemberian pakan dan minum ayam ras broiler ada 2 fase, yaitu fase starter dimulai umur 0-4 minggu dan fase finisher umur 4-6 minggu. Pada usia 0-4 minggu diberi pakan BR1 dan paada usia 5-6 minggu di beri pakan BR2, biaya pakan dari bibit sampai panen setiap ekor menghabiskan dana sebesar Rp 15.000
§ Tabel pemberian minum ayam.
Fase Starter
Umur 1-7 hari
1,8 lt/hari/100 ekor
Umur 8-14 hari
3,1 lt/hari/100 ekor
Umur 15-21 hari
4,5 lt/hari/100 ekor
Umur 22-29 hari
7,7 lt/hari/100 ekor
Fase Finisher
Umur 30-36 hari
9,5 lt/hari/ 100 ekor
Umur 37-43 hari
10 lt/hari/100 ekor

Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan tiap 100 ekor pada fase starter adalah 122,6 liter. Pada fase starter pemberian air minum hendaknya diberi tambahan gula dan obat stress kedalam air minumnya, pemberian air gula diberikan 5x dari awal hingga tahap panen.

b. Pemeliharaan kandang
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.

c. Hama dan penyakit
v Penyakit:
a) Berak darah (coccidiosis)
Gejala:
Tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
Penanganan:
Menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering, pemberian obat Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.
b) Tetelo
Gejala:
Ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Penanganan:
Menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang, memisahkan ayam yang sakit.

v Hama:
a) Tungau (kutuan)
Gejala:
Ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.
Penanganan:
Anitasi lingkungan kandang ayam yang baik, pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat, dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.
4. Panen
Hasil panen dari peternakan ayam pedaging ini dibedakan menjadi dua, yakni hasil utama dan hasil tambahan. Hasil utama dari ternak ayam pedaging adalah daging ayam. Sedangkan hasil tambahan dari ternak ayam pedaging adalah kotoran ayam yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.



BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
















BAB IV
PRODUK USAHA

A.  Produk
Dalam usaha ini kami merupan peternak pembesaran ayam pedaging/potong. Ayam pedaging merupakan ayam yang sangat banyak dibutuhkan pada saat ini karena memiliki rasa yang has lain dari ayam ras dan memiliki kekenyalan daging yang lebih alot dibandingkan dengan ayam ras lainnya.
Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.

B. Sarana dan Prasarana
 Lokasi tempat usaha ini cukup strategis dan jauh dari pemungkiman masyarakat sehingga jauh dari kebisinggan sehingga tidak menyebabkan ayam ini steres, sebab apabila apabila ayam ini mengalami streres maka ayam akan banyak yang mati. Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam pedaging meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang.Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.
BAB V
ASPEK PEMASARAN

A. Pemasaran
Pemasaran produk usaha ternak ayam pedaging merupakan salah satu ujung tombak keberhasilan usaha di bidang peternakan tersebut. Dalam usaha kali ini hasil panen peternakan disalurkan dengan sistem kemitraan cabang Semarang. Dimana hasil panen tersebut telah memiliki pasarnya sendiri yang mana pengusaha bekerjasama dengan PT. POHKPAN untuk menyalurkan hasil panen ayamnya.

B. Kendala
Setiap usaha pasti memiliki kendala, begitu juga dengan usaha peternakan ayam, kendala yang dihadapi adalah semakin banyaknya persaingan peternakan ayam, tidak hanya semakin banyak pesaing tetapi hama dan penyakit yang menyebabkan ayam mati juga menjadi kendala yang tidak bisa di pandang sebelah mata oleh para pengusaha peternakan ayam.

C. Antisipasi Persoalan
Beternak ayam pedaging/potong memiliki prospek yang cukup cerah pada masa sekarang ini, dilihat dari kebutuhan akan daging di Berbagai wilayah yang cukup besar.
Peluang untuk beternak ayam pedaging/potong ini memang menggiurkan akan tetapi didalam berusaha, kita harus tetap mengantisipasi persoalan-persoalan yang muncul dalam pemeliharaan dan pemasaran. Melihat persaingan yang terus meningkat didalam pemasaran, maka untuk mengantisipasi persoalan yang akan timbul, perlu adanya peningkatan pemeliharaan untuk menghasilkan daging yang segar, sehat dan  bebas dari hama dan penyakit serta siap untuk dipasarkan. Yaitu dengan cara vaksinasi pada ayam dan rutin dalam pembersihan kandang.






BAB VI
RENCANA KEUANGAN

A. Rincian Biaya Produksi
Setelah melakukan langkah-langkah dalam konsep dasar berusaha, maka usaha dapat dimulai dengan kalkulasi anggaran sebagai berikut:
v Rincian Dana
Ø Pembuatan Kandang
§ Tanah milik sendiri 2000M
§ Kandang ukuran 20X10m (3kandang)
§ Bambu 500 batang/kanadang  (@Rp5000) Rp 2.500.000 X3   = Rp 7.500.000;
§ Genting 7000buah/kandang  (Rp400/1000biji) Rp 2.800.000 X 3 = Rp 8.400.000;
§ Paku usuk 20kg/ kandang (Rp12000/kg )           Rp    240.000 X 3 = Rp    720.000;
§ Paku reng 20kg/ kandang (Rp12.000/kg) Rp    240.000 X 3 = Rp    720.000;
§ Pasir 1rit/kandang untuk tiang (Rp500.000/rit) Rp    500.000X3 = Rp 1.500.000;
§ Semen 30sak/ kandang utk tiang (@Rp40.000) Rp 1.200.000 X 3 = R3.6000.000;
§ Spilt / koral 2:3 / kandang (Rp125.000) Rp     875.000X3 = Rp 2.625.000;
§ Pasir 2rit untuk pembuatan lantai (@500.000/rit) Rp 1.000.000 x 3 = Rp 3.000.000;
§ Semen 20 untuk pembuatan lantai(@40.000) Rp     800.000 x 3 = Rp 2.400.000;
Rp33.465.000





Ø Biaya tukang bangunan 25 hari
§ Tukang 3org (@50.000/hr) Rp   3.750.000 = Rp 3.750.000;
§ Laden 8org  (@30.000/hr) Rp   6.000.000 = Rp 6.000.000;
Rp 9.750.000

Ø Peralatan Kandang
§ Tempat pakan 100biji (@25.000) Rp 2.500.000 x 3 = Rp 7.500.000;
§ Tempat minum 36biji otomatis (@60.000) Rp 2.160.000 x 3 = Rp 6.480.000;
§ Gasolet 3biji (@1000.000) Rp 3.000.000 x 3 = Rp 9.000.000;
§ Sekop Rp      50.000 x 3 = Rp    150.000;
§ Tabung gas ukran 50kg (@700.000) Rp    700.000  x 3 = Rp 2.100.000;
§ Ember Rp 40.000 x 6 = Rp    240.000;
§ Thermometer 1 @5000 Rp         5.000 x 3 = Rp      15.000;
§ Burder penyekat DOC 42M (15.000/m) Rp     630.000 x 3 = Rp 1.800.000;
§ Gas1kwintal (@750000) Rp       750.000 x 3 = Rp 2.250.000;
§ Sekam padi alas kandang 24krg (@8500) Rp      204.000 x 3 = Rp    612.000;
Rp30.147.000





Ø Instalasi listrik
§ Kabel 2rol (@300.000) Rp      600.000 x 3 = Rp 1.800.000;
§ Lampu 10watt 12lmp (@10.000) Rp      120.000 x 3 = Rp    360.000;
§ Stop kontak 4 broko (@10.000) Rp        40.000 x 3 =
Rp    120.000;
Rp 2.280.000;

Ø     Instalansi air
§ Pralon 12bj 1/4int (@16.000) Rp      192.000 x 3 = Rp    578.000;
§ Kran /kandang 2 buah (@15.000) Rp        30.000 x 3 =
Rp      90.000;
Rp    668.000;

Ø     Intalasi gas
§ Selang 20m (12.000/mtr) Rp      240.000 x 3 = Rp    720.000;          
Rp    720.000;

Ø      Bibit Ayam
§ Bibit DOC max (@5000) x 2000ayam Rp 10.000.000 x 3 = R30.000.000;
§ Bibit DOC Min (@3500) x 2000ayam Rp   7.000.000 x 3 = R21.000.000;






Ø Pakan dan obat-obatan
§ BR-1 (0-4minggu) /kg 6000
§ BR-2 (5-6minggu) /kg 5000
§ Sampe 40 hari membutuhkan @15.000 x 2000 Rp 30.000.000 x 3 = Rp 90.000.000;
Rp 90.000.000;

Ø Vitamin
§ 4  hari Vaksin tetes mata ( Rp30.000/2000ekor)   Rp        30.000 x 3 = Rp      90.000;
§ 21 hari Vaksin diminumkan (Rp30.000/2000ekor) Rp        30.000 x 3 = Rp      90.000;
§ Vitamin lainnya (fotivif) (@250.000/kg) Rp      250.000 x 3 = Rp    750.000;
§ Gula jawa 5kg/2000ekor  x 5 (Rp 13.000/kg) Rp      325.000 x 3 = Rp    975.000;
Rp 1.905.000;

Ø Tenaga kerja 3org utk 3 kandang @700.000 Rp 2.100.000 = Rp 2.100.000;
Rp 2.100.000;

Ø Biaya Listrik
§ Pemakaian listrik  /bln @150.000 Rp   150.000 x 3 = Rp    450.000;
Rp    450.000;

Ø Modal awal pembuatan kandang
o Pembuatan Kandang Rp25.065.000;
o Lantai (semen + pasir) Rp  5.400.000;
o Biaya tukang bangunan Rp  9.750.000;
o Peralatan Kandang Rp30.147.000;
o Instalasi listrik Rp    2.280.000;
o Instalasi air Rp      668.000;
o Intalasi gas Rp      720.000;
o Bibit Ayam harga @5000 Rp 30.000.000;
o Bibit Ayam harga @3500 Rp21.000.000;
o Pakan dan obat-obatan Rp 90.000.000;
o Vitamin Rp   1.905.000;
o Tenaga kerja 3org Rp  2.100.000;
o Biaya Listrik Rp      450.000;
Rp 198.485.000;

v Jadi modal awal pembangunan ternak ayam jika harga bibit ayam @5000 adalah sebesar Rp 198.485.000

v Jadi modal awal pembangunan ternak ayam jika harga bibit ayam @3500 adalah sebesar Rp 189.485.000;

v Jumlah Pendapatan
Ø Harga jual ayam  /kg
Berat ayam siap panen max 2kg
§ Max 14.000/kg x 2kg x 2000ayam                           Rp 56.000.000 x 3 = Rp168.000.000;
§ Min 13.000/kg x 2kg x 2000ayam                            Rp.52.000.000 x 3 = Rp156.000.000;

Ø Masukan Tambahan
§ Nilai jual pupuk kandang 20krg  (2000/krg) Rp  40.000 x 3 =
Rp    120.000;

Ø Jumlah Pendapatan
Jumlah pendapatan di peroleh dari hasil panen ayam serta hasil pupuk kandang yang di jual
Harga jual /kg
o Max 14.000/kg x 2kg x 2000ayam          Rp168.000.000;
o Min 13.000/kg x 2kg x 2000ayam      Rp156.000.000;
Nilai jual pupuk kandang 20krg  (2000/krg) Rp        120.000;
o Jumlah pendapatan jika harga ayam /kg Rp 14.000
Rp 168.000.000;
o Penjualan pupuk kandang Rp         120.000;
Rp 168.120.000;

· Jumlah pendapatan jika harga ayam /kg 13.000
Rp 156.000.000;
· Penjualan pupuk kandang Rp         120.000;
Rp 156.120.000;

v Keuntungan

Ø Rincian Jumlah pendapatan
o Jumlah pendapatan jika harga ayam /kg Rp 14.000 Rp 168.120.000;

· Jumlah pendapatan jika harga ayam /kg 13.000 Rp 156.120.000;
Ø Rincian Jumlah operasional
o Bibit Ayam @5000 Rp 30.000.000;
o Pakan dan obat-obatan Rp 90.000.000;
o Vitamin Rp   1.905.000;
o Tenaga kerja 3org Rp  2.100.000;
o Biaya Listrik Rp      450.000;
Rp 124.455.000;

o Jika harga bibit ayam @3500   Rp 21.000.000
o Pakan dan obat-obatan Rp 90.000.000;
o Vitamin Rp   1.905.000;
o Tenaga kerja 3org Rp  2.100.000;
o Biaya Listrik Rp      450.000;
Rp 115.455.000;

Ø Menghitung Keuntungan (Jumlah Pendapatan – Jumlah operasional )
· Pendapatan – operasional
Rp 168.120.000 - Rp 124.455.000 = Rp 43.665.000;
Keuntungannya jika harga jual ayam /kg Rp 14.000.000 dan harga bibit @5000 adalah sebesar Rp 43.665.000.
· Pendapatan – operasional
 Rp 168.120.000 - Rp 115.455.000 =  Rp 52.665.000
Keuntungannya jika harga jual ayam /kg Rp 14.000.000 dan harga bibit @3500 adalah sebesar Rp 52.665.000
· Pendapatan – operasional
Rp 156.120.000 - Rp 124.455.000 = Rp 31.665.000
Keuntungannya jika harga jual ayam /kg Rp 13.000.000 dan harga bibit @5000 adalah sebesar Rp 31.665.000
· Pendapatan – operasional  
Rp 156.120.000 - Rp 115.455.000 =  Rp 40.665.000;
Keuntungannya jika harga jual ayam /kg Rp 14.000.000 dan harga bibit @3500 adalah sebesar Rp 40.665.000;


















BAB VII
PENUTUP

A. Kesimpulan
Melihat dari permintaan yang masih belum terpenuhi akan ayam potong saat ini maka pengembangannya sangat menguntungkan bagi peternak maka dari itu peternakan ayam potong sangat bagus untuk dikembangkan, dan melihat dari segi kemudahan dalam mengembangkan dan mudah dalam pemeliharaan ternak ayam potong ini dapat diternakkan secara intensif oleh peternakan rakyat yang selama ini hanya sebagai usaha sambilan saja.

B. Saran
1. Sebaiknya beternak ayam potong dilakukan secara intensif agar mendapatkan hasil yang maksimal bukan hanya sebagi usaha sambilan bagi peternak dipedesaan.
2. Untuk peternak yang ada dipedesaan yang telah memiliki ternak ayam potong sebaiknya dikandangkan bukan dilepas begitu saja untuk menghindari penyakit pada ternak dan manusia.

















BAB VIII
LAMPIRAN


Bibit ayam pedaging


Bentuk kandang ayam



Alas lantai dari kulit padi/sekam

Tempat pakan dan minum ayam




Komentar