TUGAS KULIAH KEWIRAUSAHAAN PROPOSAL BUDIDAYA IKAN LELE

TUGAS KULIAH KEWIRAUSAHAAN
PROPOSAL BUDIDAYA IKAN LELE 
Dosen pembimbing :Dr.Drs.SUKIRMAN,S.Pd SH.MM







NAMA      :MOH SUBEKHAN
  NIM          : 201411233


MANAJEMEN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2017









ABSTRAK
  Setelah kita mengetahui teknologi pembudidayaan ikan lele, kini sampailah pada bab terakhir tentang analisis budidaya ikan lele. Ikan lele sudah banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini didorong oleh semakin banyaknya dibuka warung pecel lele. Semakin hari peminat pecel lele semakin meningkat, hal ini mungkin disebabkan karena rasa pecel lele yang sangat lezat. Padahal sebelum tahun 1990-an masyarakat menganggap bahwa ikan lele sebagai binatang yang menggelikan. Tetapi pada saat ini keadaan itu berubah. Pamor ikan lele menjadi meningkat, bahkan menurut Warta Pasar Ikan (2006) bahwa di Melbourne Australia masyarakat Indonesia sudah mulai memperkenalkan komoditas tersebut pada masyarakat tersebut














BAB I
PENDAHULUAN

     
     A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang luas dan kaya akan keanekaragaman hayati, misalnya ikan lele (Clarias Batrachus). Budidaya ikan lele sudah banyak dilakukan oleh masyarakat, terutama dengan semakin maraknya Usaha Warung Pecel Lele di Daearh sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Ikan lele sudah sejak lama menjadi salah satu komoditas perikanan yang sangat populer di kalangan masyarakat.
Sebelum tahun 1990-an, menurut masyarakat, ikan lele merupakan binatang yang mengelikan dengan bentuk seperti sular dan hidup di tempat yang kotor. Tetapi saat ini pamor ikan lele menjadi naik. Kepopuleran ikan lele tidak hanya di dalam negeri saja. Menurut warta Pasar Ikan (2006) bahwa di Melbourne, Australia masyarakat Indonesia mulai memperkenalkan komoditar teresbut pada masyarakat tersebut.

B.TUJUAN
Tujuan dari usaha budi daya ikan lele ini adalah:
1. Dapat melakukan usaha pemeliharaan ikan lele dengan baik dan memberikan manfaat yang  besar bagi para
pemuda desa kususnya pemuda desa Ngembal kulon
2. Dapat menjaga kelangsungan pemeliharaan ikan lele dan mengembangkannya.
3. Dapat membuka lapangan kerja bagi orang lain
 4. Dengan usaha ini pengalaman dapat kami miliki






C. DASAR TEORI
Lele merupakan salah satu komoditas unggulan. Pengembangan usahanya dapat dilakukan mulai dari benih sampai ukuran konsumsi. Setiap segmen usaha ini sangat menguntungkan. Selain untuk konsumsi lokal, pasar lele telah mulai di ekspor dan permintaannya cukup besar.
Tingkat kenaikan produksi lele konsumsi secara Nasional kenaikannya sebesar 18,3 % per tahun. Pada tahun 1999 produksi lele sebesar 24.991 ton Pada tahun 2003 produksi lele sebesar 57.740 ton.
Revalitas lele sampai dengan akhir tahun 2009 diperkirakan mencapai produksi 175.000 ton atau meningkat rata-rata 21,64 % pertahun.
Tingkat kebutuhan benih lele juga meningkat pesat. Pada tahun 1999 dibutuhkan 156 juta ekor, pada tahun 2003 dibutuhkan 360 juta ekor, sedangkan pada akhir tahun 2009 diperkirakan akan dibutuhkan 1,9 milyar ekor atau meningkat 46 % per tahun. 

















BAB II
DESKRIPSI PERUSAHAAN

A.SEJARAH SINGKAT
    
      Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit

licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain:

ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling

(Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain

 dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura

(Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid,mudfish

dan walking catfish
.
Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai

dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele

bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari,

ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada

musim penghuja

   
B.JENIS LELE
1.    Lele Dumbo
      Jenis lele yang banyak dibudidayakan dan dijumapi di pasaran saat ini. Sementara lele lokal sudah jarang ditemukan karena pertumbuhannya lambat dibandingkan lele dumbo. Perbedaan lele dumbo dan lokal ukuran lele Dumbo lebih besar dari lele lokal. Perbandingan tingkat pertumbuhan lele dumbo dan lele lokal umur 2 hari. Lele dumbo 1,2 – 39, sedangkan lele lokal 0,2 – 29. Umur seminggu lele Dumbo 10 – 159, sedangkan lele lokal 1 – 159.




2.    Lele Sangkuriang
Salah satu varietas unggulan dumbo adalah lele sangkuriang. Lele sangkuriang merupakan perkawinan antara lele dumbo betina F2 dengan lele dumbo jantan F6 menghasilkan lele dumbo jantan F2 – 6. Lalu dikawinkan kembali dengan lele dumbo betina F2 sehingga menghasilkan lele sangkuriang.
Hasil uji coba dan penelitian terbukti lele jenis sangkuriang lebih unggul dari jenis lele dumbo. Namun lele sangkuriang masih langka dipasaran.

3.  Lele Pithon
Lele pithon merupakan hasil perkawinan antara induk betina lele eks Thailand dengan lele dumbo jantan  F6.Keunggulannya lele pihton lebih cepat pertumbuhannya, tingkat kelulusan hidup tinggi dan relatif tahan terhadap serangan penyakit.


BAB III
SETRUKTUR ORGANISASI
 

 
 

 
 

 






















BAB IV
PRODUK USAHA

A. BIDANG USAHA
     Usaha budidaya ikan lele ini bernama “JAYA SAKTI” terletak di desa ngembal kulon Rt 05 /Rw04 kecamatan jati kabupaten kudus.


B . MANFAAT
     Adapun beberapa manfaat budidaya ikan lele antaralainya:
1.penyedia kebutuhan sumber protein
2.pendidikan ktrampilan di bidang usaha
3.tabungan hari tua
4. menambah kebutuhan rumah tangga


C .TEKNIS BUDIDAYA

1.   Penebaran Benih 

           Benih lele sudah dapat didederkan di bak atau tempat terbuka setelah benih berumur 3 minggu. Saat
penebaran benih ikan ketinggian air kolam sekitar 20 – 30 cm, karena benih masih kecil.
Cara penebaran benih lele adalah dengan cara aklimatisasi yaitu wada berisi benih lele dan diletakkan pelan-
pelan, setelah itu benih merasa beradaptasi, benih akan lepas dengan sendirinya. Kepadatan benih berkisar 300 –
600 ekor / m2. Setelah benih berada di dalam kolam, benih lele diberi pakan palet berbentuk tepung dengan
kandungan protein minimal 40 % (Charoen Pokphand Kode 581). Setelah benih agak besar, pemberian pakan
berupa palet berbentuk butiran kecil dengan kandungan protein 38 % kode FF 999. Semakin besar ukuran tubuh
dan bukaan mulut. Semakin besar ukuran pakan, frekuensi pemberian pakan lele yang masih kecil yaitu 4 – 5
kali sehari, yaitu pagi, siang, sore dan malam hari.

    

    2.   Pemanenan Benih
  Lama pendederan benih lele untuk menghasilkan benih lele siap terbar (ukurang 5 – 7 cm / ekor) sekitar 5 – 6 minggu. Pemanenan benih bisa dilakukan sore atau pagi hari sewaktu suhunya tidak terlalu panas.
Cara pemanenan dengan mengurangi air pelan-pelan hingga air berada pada kemalir. Air pelan-pelan disurutkan hingga air akan mengumpul pada kubangan dekat pintu pengeluaran. Pemanenan dilakukan dengan secara bertahap dengan menggunakan seser halus. Usahakan benih lele tidak luka. Pada saat pemanenan benih berukuran berkisar 5 – 7 cm / ekor.

     3,Cara Panen Lele Hasil Pembesaran 
      Cara memanen lele ukuran konsumsi tergantung sistem kolam. Jika di kolam semen umumnya menggunakan model pipa goyang atau sistem sipon. Mekanisme kerja seperti sistem pipa U. sistem ini mempermudah penggantian air, pipa tersebut dari paralondengan diameter 3 – 4 inchi. Digunakan untuk mengatur ketinggian air saat pemeliharaan serta sebagai saluranpembuangan air saat pemanenan.        
Tahap-tahapnya :
1)     Cabut pipa paralon yang menghubungkan saluran pembuangan mendatar untuk pengurasan.
2)     Pasang saringan atau kasa kawat pada ujung paralon bagian dalam saluran pembuangan agar lele tidak ikut arus.
3)     Hentikan pengurasan jika ketinggian air mencapai 20 – 30 cm.
4)     Ambil lele dengan menggunakan jaring / seser.
5)     Masukkan lele ke dalam ember krak (ember berlubang).
6)     Angkat dan masukkan ke ember penampungan.
7)     Sortir kembali lele berdasarkan ukuran yang diinginkan (8 – 12 ekor / kg), kemudian timbang dan masukkan kewadah pengangkutan.
8)     Pelihara kembali lele yang berukurang kecil hingga mencapai ukuran pasar.
9)     Jadikan lele berukurang besar sebagai indukan atau jual ke tempat pemancingan.

4.  Kiat Agribisnis Lele
Pasar dan bisnis usaha lele memang luar biasa besar. Hal ini terlihat dengan menjamurnya usaha warung pecel lele. Namun, keinginan yang demikian tinggi untuk agrobisnis lele seringkali tidak dibarengi dengan suatu strategi yang tepat. Tidak jarang modal yang telah ditanamkan habis dan bahkan menambahkan utang yang tidak sedikit. Kesuksesan suatu usaha agrobisnis perikanan memerlukan pengetahuan yang mendalam dan komprehensif antar segi teknis dan non teknis dalam budidaya lele.








BAB V
ASPEK PEMASRAN
             
              A.Pemasaran
Produk yang dihasilkan pada usaha budidaya ikan lele ini  menjual produknya sesuai dengan kebutuhan pasar seperti ukuran yang dikehendaki olah pasar yang beraneka ragam sesuai dengan daerah penyalurannya masing-masing. Pembudidaya ikan lele ini jarang melakukan promosi ke konsumen. Para konsumen biasanya datang untuk mencari ikan lele itu sendiri disesuaikan dengan kriteria yang dihendaki masing-masing. Ikan lele yang dihasilkan di kecamatan jati  memiliki kualitas yang baik hal ini terbukti dengan pembelian berulang oleh para konsumen distributor tersebut ke tempat yang sama. Hal itu dikarenakan ikan memiliki bobot tubuh yang dikehendaki, stamina yang baik, serta adanya sistem kekeluargaan dalam negosiasi harga. Lokasi budidaya ini direncanakan berlokasi rata-rata dekat dengan jalan besardan juga yang memiliki jalur jalan lintas provinsi sehingga untuk akses pengiriman produk ke Jakarta maupun ke luar Jawa sangatlah membantu. Harga yang diberikan pada produk ikan lele ukuran 8-10 ekor / kg adalah sekitar Rp 8.000,00-Rp 10.500,00 / kg.

             B.Kendala
Setiap usaha pasti akan mengalami masa kesulitan akan resiko, sama halnya dengan usaha pembesaran ikan lele sangkuriang, meskipun ikan lele sangkuriang memiliki khualitas baik dalam pertahanan hidupnya, tetap akan mengalami titik jenuhnya, diantaranya seperti tingkatresiko kematian bibit ikan pada saat pengiriman, tingkat kualitas kesehatan, stres akibat kelebihan populasi, penyerangan hama dan penyakit dan lain sebagainya.Untuk mengantisepasi hal diatas, usaha ini mencegah dengan melakukan pengecekan kualitas ketahanan ikan dan memberikan pengontrolan dalam pengiriman bibit ikan, mengontrol kesehatan ikan, mengontrol pengoprasian akuakultur, mengontrol daya tahan ikan dari bibit hingga usia panen. Oleh karena tujuan itu, harus adanya peranan manpower (sumber daya manusia) yang optimal dan berkualitas dalam pembudidayaan dengan teknik akuakultur.



.



BAB VI
ANGGARAN BIAYA



1.  Biaya Produksi
a.       Lahan
·         Bak kayu lapis plastik 3 buah @ Rp 500.000,00                       = Rp 1.500.000,00
b.      Bibit
·         Bibit sebanyak 9000 ekor x Rp 80,00                                        = Rp    720.000,00
c.       Pakan
·         Pakan 1000 kg x Rp 3700,00                                                      = Rp 3.700.000,00
d.      Peralatan
·         Jaring 1 buah                                                                               = Rp      50.000,00
·         Bak 5 buah @ Rp 5.000,00                                                         = Rp      25.000,00
·         Gayung 5 buah @ Rp 2.500,00                                                   = Rp      12.500,00
·         Selang                                                                                          = Rp      90.000,00
·         Drum plastic 5 buah @ 100.000                                                  = Rp    500.000,00
·         Perawatan alat                                                                              = Rp    120.000,00
e.       Tenaga kerja @ Rp 500.000,00                                                    =Rp  1.000.000,00
f.       Lain-lain                                                                                        = Rp    500.000,00
Total biaya                                                                       = Rp 8.217.500,00
2 . Pendapatan
Produksi lele konsumsi = 1000 kg x Rp 10.500                               =Rp10.500.000,00
3 . Keuntungan = Pendapatan - Total biaya                                           = Rp 2.282.500,00









BAB VII
PENUTUP

A.Kesimpulan
        Setelah kita mengetahui teknologi pembudidayaan ikan lele, kini sampailah pada bab terakhir tentang analisis budidaya ikan lele. Ikan lele sudah banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia. Hal ini didorong oleh semakin banyaknya dibuka warung pecel lele. Semakin hari peminat pecel lele semakin meningkat, hal ini mungkin disebabkan karena rasa pecel lele yang sangat lezat. Padahal sebelum tahun 1990-an masyarakat menganggap bahwa ikan lele sebagai binatang yang menggelikan. Tetapi pada saat ini keadaan itu berubah. Pamor ikan lele menjadi meningkat, bahkan menurut Warta Pasar Ikan (2006) bahwa di Melbourne Australia masyarakat Indonesia sudah mulai memperkenalkan komoditas tersebut pada masyarakat tersebut
      
      B.   Saran
      Kami sebagai penyusun sangat menyadari bahwa penelitian ini masih sangat jauh dari sempurna. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut tentang Budidaya Ikan Lele. Kami sangat berharap agar budidaya ikan lele bisa terus dilestarikan








      
BAB VIII
LAMPIRAN

                           
Bibit ikan lelel ukuyan 7-8 cm                                         kolam pembesaran

                                     
Sortiran ikan setiap 3 minggu sekali                                                pakan ikan sesuai ukuran ikan

                        

                  Panen ikan ukuran 8-10 ekor/kg

Komentar